Laman

--------------------------------- Memotret kehidupan dalam suatu rangkaian bahasa dan frasa 8.) ---------------------------------

27 April 2012

cerbung(ceritagaknyambung)=meracau


…………………….

Namaku Muhammad Arkan. Anak sulung 3 bersaudara semua lelaki. 1 adikku kelas 3 di SMA Negeri 3 Bandung. 1 lagi kelas 3 di SMP Negeri 3 Bandung. Kini usiaku sudah beranjak 24 tahun. 3 tahun yang lalu aku telah merampungkan pendidikan sarjanaku di salah satu perguruan tinggi negeri kota Bandung, ITB (Institut Teknologi Bandung). Aku bekerja di perusahaan asing ternama dan menduduki jabatan yang cukup tinggi. Alhamdulillah penghasilanku juga cukup. Cukup untuk orang tua, cukup untuk adik-adik, cukup untuk menabung, cukup untuk disedekahkan.

***

Ini hari minggu. Aku duduk di kursi malas sambil membaca buku di perpustakaan pribadi milik ayah. Entah mengapa aku memilih buku yang berjudul ‘Ensiklopedia Lelaki Muslim’ untuk aku baca. Buku ini bagus sekali. Halaman demi halamannya terus membuka pikiranku untuk semangat menjalani masa kini dan menghadapi masa depan sebagai seorang lelaki yang taat beragama. Tiba di pertengahan buku, aku telungkupkan buku tebal itu. Aku alihkan pandanganku ke luar jendela hingga yang ku lihat hanya birunya langit dengan sekumpulan awan berarak terbawa angin. Lalu aku merenung dengan isi-isi kepalaku yang terus berlompatan. Mencoba merangkai pikiran yang sedang melanglang buana untuk masa depan.

Aku berfikir. Kehidupan masa dewasaku terus berlanjut di antara kegamanganku sendiri akan arti masa depan bagi seorang lelaki. Banyak orang yang mengatakan, klimaks sebuah kehidupan adalah pernikahan. Menjadi seorang suami dan ayah dari anak-anaknya. Itu kedengarannya manis sekali. Ideal untuk diterapkan pada umurku yang sudah sepatutnya. Tapi bagi diriku, disinilah letak kegamangan hidup yang kurasakan. Di satu sisi aku sangat menyukai kata-kata manis dan ideal itu. Alangkah bahagianya hidup dengan predikat sebagai seorang suami dan ayah dari beberapa anak yang dilahirkan dari rahim seorang istri solehah. Tapi di sisi lain, aku dikejar rasa cemas dan takut. Apakah predikat itu akan disandang oleh semua lelaki dengan sempurna dan seideal itu? Bagaimana bila aku tidak bisa menjadi nahkoda yang baik dan benar untuk seluruh awak kapal? Akan mampukah aku menjalin bahtera rumah tangga dengan penuh rasa kebahagiaan di dunia dan di akhirat-Nya kelak? Sungguh pikiran-pikiran itu menghantui diriku. Tapi aku ingin segera setepatnya menyempurnakan ibadahku.

Dunia perkuliahan, organisasi, dan perkantoran membuatku mempunyai kesempatan berkenalan dengan banyak tipe wanita. Ada beberapa yang kusukai, tapi lebih banyak yang kuhindari karena watak mereka tergambar jelas dari sikap, sifat, dan penampilan. Mungkin ini hanya analisaku saja.

***

25 April 2012

cerpen: banmedkonserslank



“Bu.. teteh boleh gak ikutan jadi tim medis konser Slank?”


“Kapan?”



“Malem sekarang jam 6 sampai jam 9 di gasibu.”



“Pulangnya gimana?”



“Katanya dianter panitia bu.”



“Iya sok aja, ati-ati, asal niatnya yang bener, harus karena Allah.”



“hehee . .insya Allah.”



Selasa, tanggal 24 April 2012 Vol-D mendapat amanah untuk menjadi tim banmed (Bantuan Medis) dalam acara yang diselenggarakan oleh LESBUMI (Lembaga Budaya dan Seni), dalam acara itu akan ada konser Slank dari jam 18.00-21.00 di lapangan Gasibu. Pagi itu, seusai solat subuh segera saya meminta izin ibu untuk terjun menjadi tim medis disana, Alhamdulillah ibu memberi izin.



***



15 April 2012

resume SMILE

Bismillah . .

kemarin saya bener-bener dibuat takjub sama hasil ikhtiarnya ade-ade tingkat, seminar yang biasanya dibuat biasa eh kemaren berasa sekelas seminar nasional, dengan pembukaan yang membuat saya merinding-rinding disko, 4 master of ceremony memasuki panggung diiringi musik jazzy mix arabian yang menggema di auditorium, membuka acara dengan menggunakan tetralingual, sunda indonesia arab inggris, salut untuk semua kreatifitasnya de, poko e poolll !!!

SMILE {Studi Mengenal Islam Lebih Efektif}
Ahad, 15 April 2012
08.30-16.00
@Auditorium Direktorat Poltekkes Kemenkes Bandung
Jl.Pajajaran No.56 (depan GOR Pajajaran)

kolaborasi antara 3 pemateri yang yahutt…
1. dr. Tauhid Nur Azhar (Penulis Buku ‘Misteri Laskar Imun, Keajaiban Ciptaan Allah di Tubuh Manusia)
2. Kang Ridwan Ginanjar, Am.KL,M.Bs (Praktisi Kedokteran Nabi/Alumni Poltekkes)
3. Kang Igun Gunawan (Trainer Daarut Tauhid Bandung)

“HIDUP SEHAT ALA RASUL”.

14 April 2012

nutrilon 2012




Lets call on the interested
The wide eyed
The hopeful
The princesses
And the princes
Their believer
Lets some on the generals
The queens,
The kings,
and The knights start ride adventures trail 
Lets call on The ledgers
The lovers
The big ones
The small ones
the boundaries
The attendance
Discoverers
The conductor
The scientist
The CEO’s lets call on the Sky walkers
The movers
The shakers Lets call on the curious
And bring on the hope
LIFE STARTS HERE

12 April 2012

sebelum jubah monokrom itu kita kenakan

assalamualaikum teman-teman seperguruan dan seperjuangan :P



bagaimana kabar kalian disana?

Betah?

Rame ga disana?

sudah tujuh minggu ya kita tak berjumpa ,praktek kerja lapangan sudah berhasil memisahkan jarak, ruang dan waktu antara kita :D bersabarlah, karena minggu depan kita akan bertemu lagi.



Teman-teman, gak kerasa ya kita sudah ada di tahap pamungkas, hampir genap tiga tahun kita ngubek di dunia ini, dunia yang kita pilih atau terpaksa dipilih karena memang sudah tidak ada pilihan :l Sebenarnya pilihan yang lebih baik itu banyak (kedokteran misalnya :P) tapi apa daya mungkin otak dan kocek kita cuma bisa menjangkau yang ini ;p



Ya, analis kesehatan. Sudah dua tahun lebih kita bermain dengan dunia spesimen, cairan tubuh, potongan organ, hewan percobaan, parasit, bakteri ,feses, urin, zat kimia , napza dan kawan-kawan semacamnya.

Bahagia, haru, malas, capek, bosan, jijik ,bĂȘte , kesal, sedih semua rasa nano-nano telah meronai hari-hari di almamater kita ini.



Poltekkes kemenkes bandung, yang berlokasi dipegunungan batu, kawasan bandung coret, dengan kuda delman sebagai transportasi andalan, jauh dari bising kota, membuat kampus kita ini lumayan tidak terkenal atau tidak dikenal orang banyak (mungkin ;p) walaupun begitu, tetaplah bersyukur ;( karena kampus kita ini adalah institusi pendidikan negeri yang dikomandoi langsung oleh kementerian kesehatan, lintas daerah, dan terpercaya (mungkin juga ;D)



Catatan saya yang ini hanya ingin sedikit memberi kenangan sebelum hari itu tiba, dimana jubah monokrom akan kita kenakan bersama, satu ragam, satu warna, satu rasa.



Memang, waktu yang sudah kita lewati tidak berasa. Rasanya baru kemarin kita saling mengenal, di PPS bareng, LDKM bareng, semuanya bareng, membuat 80 unsur luruh menjadi 1 senyawa yang homogen. sampai pergaulan di kelas, laboratorium, lapangan, organisasi, bahkan sederet kepanitian yang sengaja kita buat-buat membuat kita lebih intim :) Semua itu telah meninggalkan memoar dalam diri kita masing-masing. Iya kan?



03 April 2012

cerpen: jaga malam di RSAI


..........
Ini malam minggu, tidak seperti kebanyakan orang mungkin malam ini dijadikan malam yang teristimewa. Berdua-duaan dengan kekasihnya, seakan dunia hanya milik mereka saja. Layaknya burung yang terbang karena dilepaskan dari sangkar induknya, bebas, berkeliaran, kesana kemari, jalan-jalan, bercanda, senda gurau, gembira, hip-hip hura, atau mungkin ada yang berpesta pora. Bahkan ada juga yang melakukannya bukan dengan mahromnya. Tapi, malam minggu milikku, kali ini berbeda dari malam-malam minggu yang lalu, biasanya aku hanya bercengkrama dengan keluarga hangat, ibu, bapak, delia, raihan ditambah dua orang sepupu laki-laki menambah harmoni keluarga.

Malam ini seusai solat magrib aku bersiap berangkat ke rumah sakit. Diantar bapak siaga, siap antar jemput dan jaga, yang sabar ya pak, maaf selalu membuat repot, mohon bapak bersabar dengan ikhlas sampai akhirnya teteh dapat suami siaga (*eh? :P)

Malam minggu ini hujan cukup besar, lalu aku putuskan untuk meunggu hujan mereda. Kasian juga bapak, nanti masuk angin, nanti kuyup, nanti sakit.

Nampaknya hujan tidak mau reda sempurna. Lengkap dengan ponco dan sudah siap di atas Honda bebek biru-nya bapak mengajak segera pergi, “Hayu teh, nanti telat!!” mau tidak mau akhirnya kami pun berangkat dengan langit yang masih menurukan air titik-titik.

“Delia, abang, ardi, ibu.. teteh pergi dulu ya. Assalamualaikum.” Pamitku sambil mengecup punggung tangan ibu, pipi kanan dan kiri, lalu sun sayang ibu mendarat di kening. Seketika udara dingin menjadi hangat gara-gara disun ibu :D “Waalaikumsalam, ati-ati teh.” Jawab ibu.

Aku menaiki Bebek kesayangan Bapak. “Siap!!” kata bapak. “Siap!!” jawabku setengah siap sebenarnya karena masih hujan khawatir dengan Bapak dan Raihan. Kali ini Raihan ingin ikut mengantar. Ya sudahlah walau hujan, tetap dijagain sama dua orang lelaki pertama dalam hidupku :P Bapak mengingatkan, “Jeketnya seletingin teh, angin.” Aku pun menjawab singkat, “Iya..” Bapak memang begitu, selalu mengingatkan hal-hal kecil seperti aku masih anak kecil. Semisal, “Kalau nyebrang ati-ati teh, liat kiri kanan dulu.” Padahal aku rasa aku sudah cukup dewasa.

Bebek biru melaju dengan hati-hati, belum sampai setengah perjalanan gerimis semakin merapat, angin bersuit-suit, mengibaskan ponco yang kami kenakan. Ponco hitam itu seperti menjelma menjadi batman yang sedang naik bebek biru sambil hujan-hujanan. Mungkin takut keburu basah kuyup bapak mempercepat laju motor. Raihan yang duduk di depan berkata, “Bapak jangan cepet-cepet ini udah 80, turunin Raihan takut!!” begitu katanya. Akhirnya bebek pun melambat. Tak apalah alon-alon asal selamat sampai tujuan.

Satu jam berlalu. Akhirnya sampai juga di gerbang depan RSAI. Aku pun turun dari bebek itu. Merapikan kerudung yang berantakan sehabis bertempur dengan angin. Lalu kucium punggung tangan bapak. Dan menunggingkan punggung tanganku ke arah raihan minta disun. “Makasih ya pak, teteh masuk, assalamualaikum.” kataku. Bapak menjawab, “Waalaikumsalam, ati-ati teh, jalannya jangan lewat sana lagi nanti kejedug palang lagi.” sambil menunjuk lajur masuk mobil. Aku hanya meringis malu karena memang malam kemarin aku masuk melewati palang mobil, berjalan dibelakang mobil, setelah mobil lewat aku berjalan, tak sadar di atas kepalaku ada palang mobil yang siap menutup, Jedug!! akhirnya kepalaku dipukul palang mobil. Malunya minta ampun. Orang disekitar ada yang bertanya, “Neng ga papa neng?” sambil tertawa. Aku sih jalan lurus saja tidak tengok kiri kanan pura-pura tidak dengar. Malu. Serasa jadi bintang iklan Mizone yang kurang konsentrasi akhirnya jalan aja sampai nabrak tiang segala.

Aku berjalan perlahan karena sepatuku basah membuat jalan di atas keramik menjadi licin. Setibanya di laboratorium tempatku praktek aku merapikan bajuku yang semrawut lalu mengeringkan sepatu dengan kertas tisu. Untung saja sepatuku disintesa dari plastic. Kalau basah tinggal di lap, cling..keringlah seketika.

cerpen: fiksitapirealita

oleh Lestari Amaliani pada 3 April 2012 pukul 0:28 ·


………………….

Seperti kebiasaanku tiap pagi seusai solat subuh dan membaca dzikir Al-Matsurat, aku membuka gadget mungil merah marun nan elegan Acer, dan sedikit melongok akun jejaring sosial yang aku milikki. Seperti biasanya, tiap pagi aku ingin sekali menebar inspirasi, random ayat hadits, motivasi, hikmah pagi, tautan menarik atau sekedar meng-update status yang sedang booming, juga melihat berita sosial politik ter-anyar di twitter atau situs lain. Lumayan, sedikit menambah wawasan di pagi hari sebelum berangkat kuliah siang-nya. Seperti biasanya, aku melakukan hal itu sembari ditemani segelas susu coklat hangat dan roti isi buatan ibuku yang enak tiada duanya. Tidak biasanya, pagi itu aku menambahkan orang yang tidak aku kenal dalam akun facebook-ku padahal biasanya aku anti sekali meng-approve apalagi meng-add orang-orang yang tidak aku kenali. Mungkin aku tak sadar mengklik button add, ya, itu mungkin. Tidak sampai satu menit satu notifikasi muncul disudut kiri bawah LCD Acer-ku.



“Haya Amani menerima permintaan pertemanan Anda. Tulis pada kronologi Haya.”



Dalam hati, tiba-tiba ber-monolog, “Bagus sekali namanya, dalam Bahasa Arab Haya artinya putri, sedangkan Amani artinya dambaan, Putri Dambaan.”



Wah, nampaknya sudah kepalang tanggung. Ya sudah, segera saja aku lihat timeline teman maya baruku itu, entah kenapa aku ingin sekali menyapanya, sekedar mengucap salam dan sedikit berbincang. Akhirnya timbul secuplik dialog via chatting facebook walau awalnya Haya irit sekali membalas sederet tanyaku.



“Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam.”

“Alhamdulillah.. :) teteh asli bandung yah?”

“Iya.”

“Alhamdulillah.. :) hanya beberapa kilometer berarti jarak residen kita.. yah… salam kenal ya teh… saya Kamil.”

“Haya.”



Begitulah seterusnya sampai beberapa pertanyaan yang kuajukan dia jawab dengan sekenanya saja. Mungkin masih dianggap asing atau SKSD, mungkin juga mesinnya belum panas hingga jawabannya pun sedingin mesin yang baru saja dinyalakan. Benar kan apa kataku, setelah pertanyaan kesekian akhirnya dia mau menjawab dengan panjang lebar, mungkin pertanyaanku dianggapnya menarik dan dinilai bermutu :D dengan trending topik kesehatan dan juga tentang solat.



Tak terasa waktu berjalan cepat, waktu dzuhur segera tiba, aku mengakhiri percakapan itu, seusai solat saatnya bergegas ke kampusku, UNPAD tercinta.