Laman

--------------------------------- Memotret kehidupan dalam suatu rangkaian bahasa dan frasa 8.) ---------------------------------

02 Februari 2012

Aku, Kini, dan Nanti


Sebuah torehan orang tua yang akan diberikan untuk anaknya, suatu saat nanti..
Untuk Anakku,
Saat ini badanku sudah renta, bukan lagi badanku yang dulu, badan kuat Ayah kebanggaanmu, yang bahu dan lehernya menjadi tumpuanmu. Maklumilah diriku. Tetaplah bersabar menghadapi ketidamampuanku yang semakin banyak.
Saat ini, engkau mulai menyaksikan pemandangan yang kotor dihadapanmu karenaku. Bahkan, baru saja air liurku terjatuh tercecer di lantai dan telah menodai sepatumu. Maklumilah diriku. Ingatlah saat engkau mengajakku bermain di pagi hari, muntah, dan mengotori pakaian kerjaku.
Saat ini, aku sering mengulang-ngulang terus ucapanku hingga membuatmu bosan. Bersabarlah. Ingatlah di masa engkau meminta aku membaca setiap cerita dongeng yang kuulang-ulang untuk mengantar tidur dan mimpi indahmu.
Saat ini, aku membutuhkanmu untuk mengelap dan membersihkan tubuhku. Lakukanlah dengan senang hati. Ingatlah bagaimana susahnya membujukmu berhenti bermain agar aku bisa memandikanmu.
Saat ini, aku telah melakukan kesalahan dengan mengenakan bajuku terbalik, bahkan sempat terlihat oleh tamumu saat aku melintas dari ruang tamu. Perbaikilah. Ingatlah setiap ingin bermain di luar rumah, engkau berkali-kali memasang terbalik sepatumu dan aku selalu membenahinya untukmu.