Laman

--------------------------------- Memotret kehidupan dalam suatu rangkaian bahasa dan frasa 8.) ---------------------------------

18 Juli 2013

seperti yang sering terpikirkan sejak dahulu. mengenang perjuangan kedua orang tua yang bertumpah peluh demi buah hatinya. tak ada lelah yang diperlihatkan meski sebenarnya aku tau mereka merasakannya. sungguh pengorbanan yang mereka beri tak akan pernah bisa digantikan oleh apapun, oleh siapapun, dan bagaimanapun. memutar memori berbelas taun silam. ketika aku melihat kain ibu penuh dengan darah saat si bungsu lahir ke bumi. air mukanya nampak bahagia meski sebenarnya aku pun tau beliau teramat sangat kesakitan. sakit luar biasa. mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan buah hati. tapi ibu nampak begitu cantik dengan kerelaannya melahirkan. meski ia tau bahwa ia sedang berada dalam ambang kematian. namun sakit itu dimatanya tak menjadi seberapa ketika menatap wajah buah hatinya terlahir selamat. lalu ia biar kan si kecil menginisiasi air susu di atas dadanya. ibu, sayangmu sungguh meraksasa. doakan aku agar mampu menjadi seorang ibu sepertimu. aku pun melihat ayah yang memberi semangat tiada henti. menggenggam erat tangan ibu. saling bertatapan mata. seakan batin mereka berbicara meski kata tidak terucap, “sayang, kau pasti bisa, kau pasti kuat!!” lalu ayah kecup kening ibu, membelai ubun-ubunnya dengan sepenuh kasih. kulihat mulutnya tak henti bergumam. mungkin ayah sedang kirimkan doa untuk ibu dan bungsunya. semoga Allah berikan selamat untuk keduanya. Alhamdu Lillah. nampak kebahagiaan dari raut muka ayah, ketika mengetahui ibu dan bungsu selamat. ayah ciumi tangan ibu sambil berkata pelan. pelan sekali tapi masih bisa kudengar, “terimakasih sayang :)”. senyum sumringah ibu berikan untuk ayah. lalu ayah hampiri si bungsu. di adzani di kedua telinganya. tak lupa aku dan adikku pun disuruhnya mengadzani bungsu. ternyata si bungsu laki-laki. ganteng sekali seperti ayah :) ayah, cintamu begitu luar biasa. doakan aku agar aku didampingkan dengan orang yang cintanya seperti ayah. lalu saat ini. ada harapan-harapan terbaik untuk masa-masa ku ke depan. yang entah besok atau lusa akan seperti ibu. yang didampingi orang seperti ayah. dalam doa demi doa yang tiada berputus, aku bersyukur karena telah berada dalam asuhan ibu dan ayah. memberikanku sentuhan dalam didikannya hingga aku pun berkarakter. membesarkanku hingga suatu saat aku pun akan dilepas. lepas dan dibiarkan jauh. terbang bebas mengangkasa dengan pendampingku. maka mengenang kesemua itu, aku abadikan disini dalam serangkai kalimat. hingga kelak menjadi bacaan untuk generasi ku. biar kelak ia akan tau bahwa aku teramat bangga dengan kalian. ibu dan ayah. biar kelak ia tau bahwa nenek kakeknya adalah luar biasa. ibu dan ayah.