Laman

--------------------------------- Memotret kehidupan dalam suatu rangkaian bahasa dan frasa 8.) ---------------------------------

13 Februari 2013


Tak akan serupa dengan kue perayaan
Karena pertambahan umur sejatinya memang tak perlu diistemewakan
Dan manisnya pun berbeda
Manisnya hidup tak mungkin datang setahun sekali
Kecuali jika lupa caranya bersyukur
Juga tak pernah menyadari
Bahwa Allah adalah sebaik-baiknya Sang Pemberi Kasih
Barakallah
Semoga Allah taburkan berkah-Nya di sisa waktu ini
Dan
Jika boleh memohon
Allah
Tolong sematkan nikmat-Mu dalam hidupnya
Tolong naungi ia dengan ridho-Mu
Siapa yang akan tau tentang takdir, nasib dan cerita-Mu
Semuanya misteri untuk kami
Ketika bahagia datang
Ada sedih sedang bersiap
Maka akhirnya
Kita akan menyadari
Bahwa umur bukan soal bilangan
Ini soal bagaimana belajar menjadi lebih
Lebih
Dan lebih baik lagi di setiap masanya
Juga belajar menerima
Karena disini adalah sementara
Meski kita harus tetap bertahan untuk waktu yang lama
Menabung bekal untuk dibawa pada hal yang kekal
Walaupun sulit dan tak akan pernah cukup
Sekiranya seulas tulisan ini adalah doa
Maka
Mari sejenak kita berdoa dalam-dalam
Sujud atas seluruh karunia Allah sampai detik ini
Syukur atas tarikan nafas dan detakan jantung ini
Terimakasih Ya Allah
Puja-puji kami curahkan sebanyak-banyaknya
Semata hanya untuk-Mu
Tuhan semesta alam
Mari sejenak kita ucapkan hal yang baik-baik saja
Semisal mimpi, asa dan cita yang belum sempat dimiliki
Berharap Allah yang menyulap semuanya menjadi terlampaui
Terakhir
Selamat mengulang jatuh bangun
Selamat merasa suka duka
Selamat mengenal hitam putih
Karena
Memang begitulah hidup
Tinggal bagaimana cara kita bersikap
Dewasa
Atau tidak
Jadi dewasa itu tentu saja bukan pilihan
Kecuali tak yakin itu kewajiban
Sebab bukan percuma mengaku dewasa
Tapi banyak salah diulang sengaja
Tulis saja segala harap di atas kertas kasat mata
Perihal relakan yang sudah hilang
Perihal yang akan datang
Perihal kesempatan yang masih Allah beri
Kesempatan untuk memupuk hal yang baik
Ketika hari ke hari kembali berulang
Sampai pada tahun ke tahun yang kembali Allah ulangi
Jadi
Selamat Milad
Semoga makin disayang Allah
Aamiin

dan aku pun menundukkan kepala
terdiam
dalam-dalam
hening
merenung
malu
yang teramat sangat
aku mengerdil
memandangnya membuat sekelebat rasa tenang
menentramkan
memesona
aku suka
dua mata saling bertemu
lalu tiba-tiba ada yang jatuh ke hati
kerudungnya
tergerai cukup lebar
sepoi angin mempermainkan ujungnya
cantik
pakaiannya
anggun
ada kain yang menutupi pergelangannya
gerak lincah tak menghalangi aktifitas
kakinya
eh
selalu saja
ia kenakan kaos kaki
saat tilawah bersama
tartil
merdu
saat berkisah
semakin terkesima ku dibuatnya
perempuan itu
bisakah aku sepertinya
perempuan itu
murrabi ku sendiri

hari ini diakhiri dengan segenggam harapan
dan sejumput keyakinan
ditemani deras hujan yang turun dari langit Jakarta
entah kenapa bejana air di kelopak mata pecah seketika
merembesi sudut mata
membuatnya berkaca
tiba-tiba ada senyum kecilmu menyiluet disini
ah
sadar
itu dosa
tapi
kalau boleh ku jujur pada air yang jatuh
kataku kamu adalah asa dan angan
hingga ingin kususun untukmu masa-masa ke depan
bersamamu pasti
berpuluh tanya ingin ku lontar
tapi sungguh tak sanggup kuutarakan
hanya sedikit cara yang bisa kulakukan
menyulam kesabaran
mendulang keikhlasan
merenda kekuatan
dalam penantian cukup panjang
ya
butuh tenaga
agar mampu melangkah sempurna
agar selalu terarah ketika semangat perlahan patah
ya
butuh juang
agar mampu mempertahankan ini
agar selalu kembali pada niat karena-Nya
kelak yang ku mau adalah kita
bukan aku
bukan kamu
maka
izinkan aku bertanya tentang satu hal yang paling krusial
apa ingin mu sejalan dengan ingin ku
dan
maukah kau temaniku setiap saat
menjadi istriku
mari
tuliskan cerita ini beriringan denganku
buatkan kisah terbaik dalam sebuku memoir
tentu bersamaku