Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan virus hepatitis C (HCV). Infeksi virus ini dapat menyebabkan peradangan hati atau hepatitis yang biasanya asimtomatik, tetapi hepatitis kronik yang berlanjut dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati. Penyakit ini disebarkan melalui darah yang terinfeksi HCV. HCV mudah menular bila pengguna narkoba memakai peralatan suntiknya bergantian. Lebih dari 80 persen pengguna narkoba suntikan terinfeksi HCV. Hepatitis C juga dapat disebarkan melalui hubungan seks.
Virus hepatitis C menyebar dengan kontak darah-ke-darah dari darah seseorang yang terinfeksi. Gejala dapat secara medis ditangani, dan proporsi pasien dapat dibersihkan dari virus oleh pengobatan anti virus jangka panjang. Walaupun intervensi medis awal dapat membantu, orang yang mengalami infeksi virus hepatitis C sering mengalami gejala ringan, dan sebagai sebab dari tidak melakukan perawatan. Diperkirakan 150-200 juta orang di seluruh dunia terinfeksi hepatitis C. Di Amerika Serikat, orang dengan sejarah penggunaan jarum suntik, penggunaan narkoba, tato atau sirkulasi darah yang telah terpapar melalui seks tidak aman yang meningkatkan risiko penyakit ini.
Kita bisa terinfeksi HCV dan tidak menyadarinya. 15-30 persen orang memberantas HCV dari tubuhnya tanpa pengobatan. 70-85 persen lainnya mengembangkan infeksi kronis, dan virus ini bermukim dalam tubuhnya kecuali bila berhasil diobati. HCV mungkin tidak menyebabkan masalah selama kurang-lebih sepuluh tahun atau bahkan jauh lebih lama, tetapi HCV dapat mengakibatkan kerusakan hati parah yang menyebabkan hatinya gagal dan kematian.
HCV tidak ditularkan melalui menyusui, berpelukan, batuk, bersin, makanan atau minuman, sentuhan casual (bersenggolan, berjabat tangan dll), serta berbagi peralatan makan atau gelas minuman. HCV ditularkan melalui darah atau kulit yang terluka dan tercemar dengan HCV. Faktor risiko tertular HCV adalah petugas kesehatan yang sering kontak dengan darah di tempat kerja, terutama apabila tertusuk jarum suntik / piranti tajam tercemar darah secara tidak sengaja, pernah diinjeksi obat-obatan terlarang/psikotropika, mendapat transfusi darah, produk darah atau transplantasi organ dari seseorang yang mengidap HCV dalam darahnya, berhubungan sex dengan seseorang yang terinfeksi HCV (penelitian sangat kecil kemungkinan tertular), berbagi / menggunakan bersama-sama alat-alat yang tercemar darah pengidap HCV (misalnya pisau cukur, sikat gigi, alat tatto, alat tindik), serta terlahir dari ibu yang mengidap HCV (penularan terjadi saat persalinan).
Cara mencegah terjadinya penularan adalah dengan cara menjaga higiene sanitasi harian, seperti menggunakan sikat gigi, pisau cukur secara terpisah, cuci tangan setelah merawat keluarga yang sakit, menggunakan kondom latex bila pasangan menderita Hepatitis C, membersihkan bekas darah yang menetes dengan menggunakan larutan pemutih yang diencerkan 1:10, bila membantu keluarga atau teman yang terluka jangan lupa menggunakan pinset untuk memegang kasa yg digunakan.
Pada penderita Hepatitis C, harus tetap optimis, melaksanakan pola hidup sehat, menjaga higiene dan sanitasi serta tetap konsultasi pada dokter ahli agar dapat ditangani dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar