Laman

--------------------------------- Memotret kehidupan dalam suatu rangkaian bahasa dan frasa 8.) ---------------------------------

12 April 2012

sebelum jubah monokrom itu kita kenakan

assalamualaikum teman-teman seperguruan dan seperjuangan :P



bagaimana kabar kalian disana?

Betah?

Rame ga disana?

sudah tujuh minggu ya kita tak berjumpa ,praktek kerja lapangan sudah berhasil memisahkan jarak, ruang dan waktu antara kita :D bersabarlah, karena minggu depan kita akan bertemu lagi.



Teman-teman, gak kerasa ya kita sudah ada di tahap pamungkas, hampir genap tiga tahun kita ngubek di dunia ini, dunia yang kita pilih atau terpaksa dipilih karena memang sudah tidak ada pilihan :l Sebenarnya pilihan yang lebih baik itu banyak (kedokteran misalnya :P) tapi apa daya mungkin otak dan kocek kita cuma bisa menjangkau yang ini ;p



Ya, analis kesehatan. Sudah dua tahun lebih kita bermain dengan dunia spesimen, cairan tubuh, potongan organ, hewan percobaan, parasit, bakteri ,feses, urin, zat kimia , napza dan kawan-kawan semacamnya.

Bahagia, haru, malas, capek, bosan, jijik ,bĂȘte , kesal, sedih semua rasa nano-nano telah meronai hari-hari di almamater kita ini.



Poltekkes kemenkes bandung, yang berlokasi dipegunungan batu, kawasan bandung coret, dengan kuda delman sebagai transportasi andalan, jauh dari bising kota, membuat kampus kita ini lumayan tidak terkenal atau tidak dikenal orang banyak (mungkin ;p) walaupun begitu, tetaplah bersyukur ;( karena kampus kita ini adalah institusi pendidikan negeri yang dikomandoi langsung oleh kementerian kesehatan, lintas daerah, dan terpercaya (mungkin juga ;D)



Catatan saya yang ini hanya ingin sedikit memberi kenangan sebelum hari itu tiba, dimana jubah monokrom akan kita kenakan bersama, satu ragam, satu warna, satu rasa.



Memang, waktu yang sudah kita lewati tidak berasa. Rasanya baru kemarin kita saling mengenal, di PPS bareng, LDKM bareng, semuanya bareng, membuat 80 unsur luruh menjadi 1 senyawa yang homogen. sampai pergaulan di kelas, laboratorium, lapangan, organisasi, bahkan sederet kepanitian yang sengaja kita buat-buat membuat kita lebih intim :) Semua itu telah meninggalkan memoar dalam diri kita masing-masing. Iya kan?





O iya teman, masih ingatkah dengan dosen-dosen kita . setiap dosen punya ciri khas sendiri, kalau kita ingat-ingat lucu juga jadinya.



Mulai dari Bapak Djalal, iya, itu dosen three in one kita :0 PKN pancasila dan etika profesi sangat beliau kuasai hingga kita yang dulunya kurang beretika diajarnya habis-habisan sampai akhirnya sekarang jadi lebih beretika ;p Ekstra nya Pak Djalal ini berhasil mengajarkan kita simulasi gempa. Dari ujung pintu PJ mata kuliah nya pak djalal berkoar, dulu kelas kita di kelas A, “kelas pak djalal pindah ke kelas E yaa..!!!!” atau “infocusnya gak nyala pindah ke kelas F!!” gurubuk gurubuk gurubuk!!!, seketika kita semua berhambur keluar kelas ,berlarian, dari kelas A menuju kelas E, hampir dari ujung ke ujung itu, atau dari kelas A ke kelas F, yang ini lebih lumayan harus naik tangga ke lantai dua, kenapa? karena kita semua memburu kursi dingin, gak ada yang mau duduk di kursi panas, di jajaran kursi paling depan, karena jajaran terdepan itulah yang selalu jadi tumbal nya pak djalal, dicekokin pertanyaan yang bejibun selama 1 sampai 2 jam. Makannya.. cepat-cepat dia dapat, yang paling cepet yang bisa dapet kursi dingin. Santai kan jadinya. Tapi kasian lah pak kami-kami ini para wanita yang memakai rok agak span, berlari seperti siput, bak putri solo aduhai yang dikejar penjahat. Terima kasih pak, berkatmu kini lariku jadi 3 detik lebih cepat dari sebelum-sebelumnya :/



lalu ibu Mimin, ini adalah dosen tim kimia terapan, beliau mengajar mata kuliah kimia farmasi, sempat juga mengajar kimcai (kimia cai sama dengan kimia air) dan kimia makanan minuman walaupun hanya sebagai dosen pengganti dosen utama. Inget gak temen-temen? Kalau ibu mimin lagi nerangin suaranya kaya bisik-bisik tetangga kini mulai terdengar slalu di telinga (eh, itu mah lagu dangdutnya evitamala ya? –salah) dengan volume vocal yang hanya 0,5 desible (ini agak lebay), sedangkan normalnya percakapan memiliki intensitas 50-60 desible. Bu…tolonglah kami bu, naikkanlah sikit volumenya bu. Tak sanggup kami meraba-raba apa yang sedang ibu jelaskan :( kebetulan saya PJ nya ibu mimin ini, gak jarang kalau saya ngobrol sama ibu keseringan ber-apa-apa minta diulang, “apa bu?” , “apa bu?” , maaf ya bu .ini mah saya nya aja meureun yang rada-rada kurang denger :P



Bapak Samidjo Onggoh Waluyo . .nah yang ini dosen kece beneerr. Masuk ke kelas pake kacamata hitam besar, rambut klimis dibuat bergelombang ke pinggir, disisir rapi, membikin kita seperti masuk ke pintu kemana saja nya doraemon lalu dibawa ke era 80-an, ciri khas nya yang menyanyikan lagu-lagu lawas buah karyanya sendiri. Seingat saya salah satu judul lagunya 'Oh Astuti", lupa-lupa ingat saya. Secuplik lirik yang saya coba ingat-ingat “tingkah lakunyaaa.. oe, menaawaann, oe” (sepertinya saya sudah merusak lagunya pak sam, maaf pak) tapi memang bener ada oe oe nya kan, dengan cengkok jowo beliau bernyanyi dengan merdu sambil melihat contekkan lirik yang sengaja beliau torehkan di kertas, dengan suara yang lebih kuat kita semua ikut bernyanyi walau hanya ikut meneriakkan oe oe nya saja . sungguh perpaduan suara yang membuat takjub. Harmonisasi yang pas layaknya paduan suara sekelas Elfa’s Singer :P ,satu lagi ciri khasnya Pak sam yaitu ringtone telefon genggam nya yang saya perhatiin dari semester satu sampai semester akhir ini kagak pernah rubah, lagunya yang itu-itu mulu, beneran deh pak, tiap kali saya denger lagu itu jadi keinget bapak.



Yaahh, ,begitulah teman beberapa dosen kita yang unik tiada tara .ini hanya cerita seujung kuku dari sekian banyak dosen ajaib milik kita ;p



Teman, saat ini kita hampir sampai di penghujung perpisahan T_T ,note ini saya buat sebelum saya nangis (lagi) nanti di sabuga atau di auditorium baru kita pajajaran, entahlah .dimanapun itu tempatnya. Segera, secepatnya, bersama, kita semua akan mengenakan kain tipis longgar, berbentuk seperti jubah, monokrom hitam, berkalung seperti medali dari almamater yang layak untuk kita banggakan, dengan topi seperti kopeah diatasnya datar segilima dan digantungkan tali yang akan dipindahkan dari kiri ke kanan, mengucap ikrar profesi, diiringi choir yang membahana dan membuat merinding, kelak hari itu ,resmi sudah kita menjadi seorang Ahli Madya Analis Kesehatan. Jadi nama kita udah ada buntutnya deh nanti (Lestari Amaliani, Amd. AK ,, ini lucu nih nanti di kartu undangan nikahan jadi keliatan lebih caem-caem gimanaa gituh namanya. #loh? :D) .perpisahan pas PKL aja udah bisa bikin saya terharu biru (jadi malu waktu itu nangis sendirian, Cuma kiki doang kayanya yang ikut nangis waktu itu, hahaa, sedikit itu juga, yang lainnya malah ngetawain liat yang nangis) , apalagi nanti ya ,yang bener-bener perpisahan. Pada sedih gak sih? Saya sih iya, sangat malah.



Rasanya baru kemarin kita bertemu, kelak beberapa bulan yang akan datang campuran perasaan akan hadir tepat di saat semuanya mencapai titik klimaks. Antara bahagia dan haru akan menjadi kontradiksi di masa itu. kita tak akan pernah mampu berjalan sendiri, kita akan saling membutuhkan satu sama lain. Tetaplah hadirkan semangat yang membuncah. Dalam diam ingin ku sampaikan ;P, “Semoga Allah menambah rasa syukur untuk kita semua, semoga Allah senantiasa memberikan kelancaran dan kemudahan untuk setiap fase kehidupan yang akan kita alami nanti.” ^_^ aamiin aamiin aamiin.



Salam: Lestari Amaliani =.)

Yang biasa kalian panggil dengan nama yang super indah “bebes” , “leles” , “mbakles”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar