Punya problem bau mulut? Jangan kuatir, hampir semua orang pernah mengalami problem yang dikenal dengan nama halitosis atau malodor itu. Jangan panik, yang penting kita harus tahu bagaimana cara mengatasinya.
Istilah halitosis berasal dari bahasa latin yang berarti halitus (nafas) dan halitosis bermakna keadaan. Jika diartikan secara harfiah kira-kira berarti nafas yang kurang
sedap.
Menurut Dr. Catherine T. Lee dari Singapura, hampir 90 persen penyebab bau mulut adalah bakteri penghasil sulfur yang tinggal di bagian belakang mulut. Kebanyakan, hal ini berkaitan dengan kebersihan mulut yang tidak terjaga, selain gigi berlubang, infeksi gusi dan xerostomia.
Xerostomia mempunyai ciri khusus seperti mulut kering, air ludah kental dan sering merasa haus dan harus membasahi kerongkongan. Umumnya, xerostomia disebabkan oleh dehidrasi,stres, pemakaian obat kumur yang mengandung alkohol, usia lanjut, radioterapi dan obat-obatan tertentu seperti antidrepesan, antiasma dan anthisistamin (antialergi) Penyakit atau kelainan yang lebih serius bisa juga menyebabkan bau mulut. Misalnya, perubahan hormon, gangguan pencernaan, sinusitis, infeksi amandel, bahkan kanker, diabetes, bronkhitis kronis dan gangguan hati serta ginjal.
Gangguan hati kronis bisa dideteksi dengan bau yang keluar dari mulutnya. Biasanya bau yang timbul seperti bau asam/logam serta bau yang tidak normal pada mulut. Sedangkan bila pada mulut seseorang tercium bau amoniak, bisa dipastikan bahwa orang tersebut menderita gangguan fungsi ginjal karena terdapat kadar ureum tinggi yang beredar dalam darah. Bau amoniak yang menyengat merupakan hasil proses kimiawi. Senyawa-senyawa inilah yang kemudian masuk ke dalam sistem pernafasan, sehingga menimbulkan bau mulut.
Di samping, pada orang yang mengalami masalah buang air atau sembelit bisa pula memicu bau mulut. Sebab, produk metabolisme oleh kuman-kuman usus terhadap sisa makanan bertumpuk di dalam usus besar dan tidak bisa disalurkan sebagaimana mestinya. Dari tumpukkan itu, lalu menimbulkan gas-gas yang memberikan bau tak sedap.
"Jika probelm bau mulut ini muncul tiba-tiba, memburuk dalam waktu cuma beberapa hari atau minggu atau dibarengi dengan demam, batuk dan gejala lain, segera periksakan diri ke dokter," kata Dr. Irene Chua.
Spesialis gigi dari Singapura itu menyarankan, untuk menjaga mulut tetap bersih dan segar, dengan melakukan siakt gigi minimal dua kali sehari. Ia pun menyarankan agar sekaligus membersihkan lidah dengan menggunakan alat khusus yang bisa dibeli di apotek. Karena, bakteri juga bisa tinggal di lidah dengan aman sampai beranak pinak.
Selain itu, gunakan obat kumur untuk mengurangi jumlah bakteri. Tapi, jangan pilih obat kumur yang mengandung alkohol. Karena, obat kumur bisa menahan nafas tak sedap sampai delapan jam. Namun, jika kebersihan mulut tidak terjaga, jangan berharap bisa bertahan delapan jam. Dalam hitungan menit, nafas tak sedap bakal menghambur keluar dari mulut lagi.
"Makanan yang bisa memicu bau mulut seperti ikan, daging, produk susu, makanan pedas, bawang merah, bawang putih, kopi dan makanan manis, sebaiknya dihindari. Tapi, jika sudah terlanjur, banyak-banyaklah minum air putih agar baunya bisa larut dan terbuang melalui urine," kata Irene.
Di samping itu, ia juga menyarankan agar sarapan dan makan teratur supaya produksi air ludah lancar. Jika perlu, kunyah permen karet yang tidak mengandung gula untuk meningkatkan saliva. Bagaiaman dengan permen mint yang banyak dijual di pasaran? Menurutnya, permen mint memang bisa membantu menghilangkan bau mulut lebih baik ketimbang permen karet. Karena, permen itu mengandung minyak sinamon akan membantu menghilangkan bakteri mulut yang merugikan. Tapi, sifatnya sementara.
Sementara, bagi yang menggunakan kawat gigi yang dilepas, supaya dipastikan kondisi kawat gigi selalu dalam keadaan bersih, baik saat menyimpan maupun saat digunakan. Begitu juga, jika ada jarak antara gigi alias ompong, atau ada infeksi pada gusi. Sebaiknya jangan gunakan sikat biasa, tapi gunakan sikat gigi interdental yang digunakan pada segitiga antara gigi dan gusi.
(to/mh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar