Meski sudah dikenal sejak lama, belum banyak orang mengkonsumsi yoghurt. Dibandingkan dengan Skandinavia dan Bulgaria, konsumsi yoghurt di Indonesia masih sangat kecil. Di kedua negara itu, konsumsi yoghurt sudah membudaya.
Yoghurt merupakan susu yang telah difermentasi oleh bakteri (starter) Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus. Susu yang difermentasi bukan hanya yang berasal dari sapi, tetapi juga susu kambing dan susu kerbau.
Ada tiga jenis yoghurt, yaitu yoghurt reguler, rendah lemak, dan tanpa lemak. Ketiga jenis yoghurt itu berbeda dalam hal kandungan lemaknya.
Menurut National Yogurt Association, yoghurt reguler terbuat dari susu yang mengandung 3,25 persen lemak. Yoghurt rendah lemak dari susu yang hanya mengandung 0,5-2 persen lemak. Yoghurt tanpa lemak terbuat dari susu skim (tanpa lemak) atau kandungan lemaknya kurang dari 0,5 persen.
Proses fermentasi yang terjadi pada yoghurt, akan menambah kandungan gizinya. Yoghurt menjadi lebih kaya protein, vitamin, dan asam folat. Selain itu, yoghurt juga mengandung riboflavin, kalsium, serta fosfor.
Banyak orang mengkonsumsi yogurt karena merupakan probiotik, karena mengandung kuman hidup yang baik untuk pencernaan. Kuman-kuman itu terutama Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus, bukan saja baik untuk pencernaan, tapi bermanfaat juga untuk mencegah bau mulut yang disebabkan karena kuman yang ada di mulut.
Dengan mengkonsumsi sekitar 170 gram yogurt setiap hari, dapat membuat nafas menjadi segar dan mencegah bau mulut. Karena yogurt dapat menurunkan kadar bahan penyebab bau mulut, seperti hidrogen sufida yang ada dalam mulut.
Sebelum penelitian dimulai, 24 partisipan sehat diminta untuk tidak mengkonsumsi yogurt dan makanan probiotik lain yang mengandung kuman yang sama seperti yang ada dalam yogurt, misalnya yang ada pada keju, selama dua minggu.
Kemudian peneliti mengambil air liur dan hapusan selaput lidah untuk mengukur kadar kuman penyebab bau mulut, termasuk juga kadar dari hidrogen sulfida tersebut. Kemudian pada saat penelitian, partisipan diminta untuk mengkonsumsi sekitar 85 gram yogurt sebanyak dua kali sehari selama 6 minggu. Pada akhir penelitian sampel air liur dan hapusan selaput lidah diperiksa kembali.
Hasilnya, kadar bahan penyebab bau mulut seperti hidrogen sulfida turun hingga 80% pada semua partisipan. Tambahan lain, tingkat plak pada gigi dan penyakit radang gusi menurun secara bermakna.
Walaupun penelitian ini memerlukan penelitian lanjutan untuk memastikannya, tapi tidak ada salahnya mengkonsumsi yogurt setiap hari, karena merupakan probiotik yang aman dan berguna untuk saluran cerna dan mencegah bau mulut.
Di samping itu, yoghurt juga bermanfaat, terutama bagi anak dengan intoleransi laktosa (IL). IL terjadi karena pencernaan tidak tahan dengan laktosa. Hal ini biasanya berkaitan dengan kurangnya kadar enzim laktase yang berfungsi memecah laktosa. IL juga bisa terjadi pada anak yang sedang mengalami diare. Karena dinding ususnya rusak, enzim laktasenya berkurang. Yoghurt akan merangsang pembentukan enzim tersebut, sehingga bisa memecah laktosa dengan baik.
Sebabnya, yoghurt yang diperkaya Lactobacillus aci ophilus akan mempunyai kemampuan dalam mengurangi kemungkinan terjadinya diare. Bahkan, bila ditambahkan Lactobacillus GG akan mengurangi masa diare yang disebabkan oleh virus Rota. Karena tergolong minuman hasil fermentasi, yoghurt bisa diberikan kepada anak-anak, tetapi sebaiknya yang berusia di atas satu tahun. Rasa asam yang ditimbulkannya tidak akan menjadi masalah karena pH usus anak juga tergolong asam. Yoghurt bisa diberikan kepada anak setiap hari dengan jumlah tidak terlalu banyak. Sekitar 100 ml atau setengah gelas per hari.
Penelitian tersebut ternyata hampir senada dengan apa yang ditulis oleh William Sears, MD, dan Martha Sears, RN, penulis buku The Family Nutrition Book; Everything You Need to Know About Feeding Your Children from Birth Through Adolescence. Dalam bukunya tersebut pasangan suami isteri tersebut mengemukakan ada 10 alasan mengapa yoghurt baik untuk dikonsumsi:
1. Mudah dicerna, yoghurt lebih mudah dicera ketimbang susu. Adanya bakteri hidup dan aktif akan memproduksi enzim laktase, enzim yang jumlahnya kurang pada anak dengan intoleransi laktosa. Proses pengulturan juga akan memecah laktosa (gula susu) menjadi glukosa dan galaktosa, sehingga lebih mudah diserap oleh anak dengan intoleransi laktosa.
2. Baik untuk kesehatan usus, yoghurt mengandung bakteri baik seperti Lactobacteria,
terutama acidophilus. Bakteri itu meningkatkan bakteri baik pada kolon atau usus besar, Sehingga akan menurunkan risiko kanker kolon.
3. Membantu proses penyerapan nutrisi, yoghurt meningkatkan penyerapan kalsium dan vitamin B. Adanya asam laktat pada yoghurt akan membantu mencerna kalsium susu. Dengan begitu, kalsium akan lebih mudah diserap.
4. Meningkatkan kekebalan tubuh, penelitian yang dilakukan terhadap 68 orang yang mengonsumsi yoghurt dua cangkir per hari menunjukkan hasil yang cukup positif. Mereka ini mempunyai kadar interferon lebih tinggi. Dalam kamus saku kedokteran Dorland, interferon adalah famili glikoprotein yang salah satu pembentukannya dapat dirangsang oleh bakteri, berfungsi sebagai imunoregulator dan mengeluarkan aktivitas antivirus. Penelitian lain yang dilakukan pada hewan menunjukkan bahwa yoghurt mengandung faktor yang memiliki efek antitumor.
5. Membantu penyembuhan infeksi saluran cerna, keberadaan virus dan gangguan saluran cerna akan membentuk luka pada lapisan usus, terutama sel-sel yang memproduksi laktase. Walau hanya sementara, anak-anak bisa mengalami intoleransi laktosa selama 1-2 bulan pasca infeksi saluran cerna. Karena mengandung sedikit laktosa dan banyak enzim laktase, para dokter sering memanfaatkan yoghurt untuk memulihkan kesehatan alat cerna. Penelitian menunjukkan, yoghurt mempercepat penyembuhan diare pada anak.
6. Menurunkan infeksi jamur, konsumsi satu gelas yoghurt setiap hari akan mengurangi pertumbuhan jamur pada vagina. Hal ini akan menurunkan risiko terjadinya infeksi jamur pada vagina.
7. Kaya kalsium, dalam satu gelas yoghurt rata-rata terkandung sekitar 450 mg kalsium. Mineral ini sangat bermanfaat bagi kesehatan kolon. Orang yang diet tinggi kalsium seperti di negara Skandinavia, mempunyai tingkat kejadian kanker kolorektal lebih rendah dibanding negara lain.
8. Sumber protein, satu gelas yoghurt tawar mengandung 10-14 gram protein atau sekitar 20 persen dan kebutuhan protein harian. Proses fermentasi membuat protein yang ada pada yoghurt lebih mudah dicerna.
9. Menurunkan kadar kolesterol, para ahli memperkirakan, bakteri hidup yang ada pada yoghurt mampu berasimilasi dengan kolesterol. Bisa juga karena yoghurt mengikat asam empedu, sehingga menimbulkan efek menurunkan kolesterol.
10. Makanan penolong, keberadaan protein yang mudah dicerna serta asam laktat yang meningkatkan penyerapan mineral, membuat yoghurt baik dikonsumsi oleh anak dengan gangguan penyerapan di saluran cerna.
Jadi, hanya dengan mengkonsumsi yogurt per hari susah memadai untuk menjaga sistem kekebalan atau imunitas dan kesehatan dari serangan penyakit. Tidak ada salahnya jika mau mencobanya dari sekarang.
(to/berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar